Alhamdulillah, segala puji bagimu ya Allah yang telah menciptakan masa sehingga kami dapat menikmati pergantian waktu.
Pergantian tahun telah menjadi sebuah peristiwa istimewa yang senantiasa diperingati secara istimewa. Berbondong-bondong umat manusia berkumpul, baik bersama keluarga, teman maupun orang-orang yang sama sekali belum dikenalnya hanya untuk memperingati nuansa pergantian tahun. Berbagai macam hal dilakukan umat manusia ketika menyaksikan peristiwa ini. Ada yang berhura-hura, bersilaturahmi antar anggota keluarga maupun teman, ada yang memanjatkan syukur dan berzikir kepada Allah, namun tentunya ada juga yang tidur nyenyak di rumah karena menganggap bahwa momen pergantian tahun tidaklah istimewa, dan lain sebagainya.
Segala sesuatu baik itu objek, perbuatan maupun peristiwa sifatnya boleh-boleh saja (Mubah) kecuali yang sudah jelas hukumnya dalam agama. Dengan demikian memperingati prosesi pergantian tahun tentu saja boleh, hanya saja bagaimana kita memperingatinya menjadi aspek utama. Disadari ataupun tidak, pergantian detik, menit, hari, maupun tahun menjadikan usia kita terus bertambah dan mengurangi jatah umur ini di dunia serta semakin mendekatkan diri kita pada hari pembalasan.
Kemarin malam (tanggal 31 Desember 2009) kami sekeluarga merencanakan untuk menanti pergantian tahun berkumpul beserta keluarga di saung pinggiran kota Bandung. Di perjalanan banyak sekali anak-anak muda yang masih tergolong ABG bergerombol dan kompoi menggunakan sepeda motor pergi ke pusat kota dengan tidak menghiraukan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Mereka kebut-kebutan, membunyikan klakson dan terompet dengan bisingnya serta menghalangi jalan.
Melalui fenomena tersebut terlihat bahwa momen pergantian tahun menjadi ajang hura-hura, kesenangan sesaat dan tidak terlihat kepedulian pada orang lain. Padahal momen ini adalah momen penting bagi kita untuk introspeksi, apa yang telah kita lakukan selama tahun-tahun ke belakang?, apa yang sudah kita capai dan apakah pencapaian itu bermanfaat bagi orang lain? (karena sesungguhnya sebaik-baiknya seorang muslim adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya), sudah sebanyak apa bekal kita untuk menghadapi perhitungan Allah di akhirat kelak? apakah kita telah berbuat atau menjadi muslim yang lebih baik di tahun ini dibandingkan tahun lalu? dan tentu saja bagaimana dan apa yang akan kita lakukan agar menjadi lebih baik di tahun depan?
Banyak hal yang perlu kita renungkan dan pikirkan di momen pergantian tahun sehingga kita dapat menjadi hamba Allah yang memperoleh Rahmat-Nya di hari perhitungan kelak.
Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi karena amal ibadah kita sama saja dengan tahun ini atau bahkan menjadi orang yang teraniaya karena ibadah dan perbuatan kita lebih jelek/buruk dari tahun ini.
Mudah-mudahan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua terutama saya sendiri.
Wallahu a'lam bishshowaf.
Pergantian tahun telah menjadi sebuah peristiwa istimewa yang senantiasa diperingati secara istimewa. Berbondong-bondong umat manusia berkumpul, baik bersama keluarga, teman maupun orang-orang yang sama sekali belum dikenalnya hanya untuk memperingati nuansa pergantian tahun. Berbagai macam hal dilakukan umat manusia ketika menyaksikan peristiwa ini. Ada yang berhura-hura, bersilaturahmi antar anggota keluarga maupun teman, ada yang memanjatkan syukur dan berzikir kepada Allah, namun tentunya ada juga yang tidur nyenyak di rumah karena menganggap bahwa momen pergantian tahun tidaklah istimewa, dan lain sebagainya.
Segala sesuatu baik itu objek, perbuatan maupun peristiwa sifatnya boleh-boleh saja (Mubah) kecuali yang sudah jelas hukumnya dalam agama. Dengan demikian memperingati prosesi pergantian tahun tentu saja boleh, hanya saja bagaimana kita memperingatinya menjadi aspek utama. Disadari ataupun tidak, pergantian detik, menit, hari, maupun tahun menjadikan usia kita terus bertambah dan mengurangi jatah umur ini di dunia serta semakin mendekatkan diri kita pada hari pembalasan.
Kemarin malam (tanggal 31 Desember 2009) kami sekeluarga merencanakan untuk menanti pergantian tahun berkumpul beserta keluarga di saung pinggiran kota Bandung. Di perjalanan banyak sekali anak-anak muda yang masih tergolong ABG bergerombol dan kompoi menggunakan sepeda motor pergi ke pusat kota dengan tidak menghiraukan keselamatan diri sendiri maupun orang lain. Mereka kebut-kebutan, membunyikan klakson dan terompet dengan bisingnya serta menghalangi jalan.
Melalui fenomena tersebut terlihat bahwa momen pergantian tahun menjadi ajang hura-hura, kesenangan sesaat dan tidak terlihat kepedulian pada orang lain. Padahal momen ini adalah momen penting bagi kita untuk introspeksi, apa yang telah kita lakukan selama tahun-tahun ke belakang?, apa yang sudah kita capai dan apakah pencapaian itu bermanfaat bagi orang lain? (karena sesungguhnya sebaik-baiknya seorang muslim adalah yang bermanfaat bagi muslim lainnya), sudah sebanyak apa bekal kita untuk menghadapi perhitungan Allah di akhirat kelak? apakah kita telah berbuat atau menjadi muslim yang lebih baik di tahun ini dibandingkan tahun lalu? dan tentu saja bagaimana dan apa yang akan kita lakukan agar menjadi lebih baik di tahun depan?
Banyak hal yang perlu kita renungkan dan pikirkan di momen pergantian tahun sehingga kita dapat menjadi hamba Allah yang memperoleh Rahmat-Nya di hari perhitungan kelak.
Jangan sampai kita menjadi orang yang merugi karena amal ibadah kita sama saja dengan tahun ini atau bahkan menjadi orang yang teraniaya karena ibadah dan perbuatan kita lebih jelek/buruk dari tahun ini.
Mudah-mudahan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua terutama saya sendiri.
Wallahu a'lam bishshowaf.
0 comments:
Post a Comment