Pages

Wednesday, August 5, 2015

Sejarah Rasulullah SAW : Masa Sebelum Kenabian



Bismillahirrohmaanirrohim.


Untuk mengkisahkan masa sebelum kenabian Muhammad Rasulullah SAW, akan dikisahkan berdasarkan tahun-tahun dan kejadian-kejadian penting.

Rasulullah dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabiul Awal, tahun Gajah yang bertepatan dengan tahun 571 M. Disebut tahun Gajah dikarenakan pada tahun itu sebelum kelahiran Rasulullah SAW, terjadi penyerangan pasukan bergajah pimpinan Raja Abrahah ke Makkah untuk menghancurkan Ka'bah, Baitullah. Allahu Akbar Wal Hamdulillah, pasukan Gajah tersebut dihancurkan Allah dengan mendatangkan burung Ababil yang membawa batu-batu panas. Kejadian tersebut diabadikan Allah dalam firman-Nya Q.S. Al Fiil.

Ayah Rasulullah SAW bernama Abdullah bin Abdul Mutholib dan Ibu beliau bernama Aminah bintu Wahab. Kedua orang tua beliau merupakan keturunan Nabi Ismail, anak Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Nasab kedua orang tua Rasulullah SAW bertemu pada kakek yang kelima yaitu Kilab. Rasulullah SAW dilahirkan dalam keadaan yatim, ayah beliau, Abdullah meninggal dunia pada saat beliau masih di dalam kandungan. Selama dalam kandungan, ibunda Aminah tidak merasakan berat sama sekali dan ketika dilahirkan, ibunda Aminah melihat ada cahaya yang ikut keluar yang menerangi barat dan timur (Allahu Akbar).

Setelah dilahirkan, Rasulullah SAW disusui terlebih dahulu oleh Ibunda Aminah dan setelah itu disusui oleh Suwaibah Aslamiyah seorang budak yang dibebaskan oleh pamannya Rasulullah SAW, Abu Lahab, karena rasa gembiranya atas kelahiran keponakannya Muhammad bin Abdullah. Setelah itu Rasulullah disusui dan diasuh di perkampungan Bani Saad oleh Halimatus sa'diyah. Rasulullah diasuh oleh Halimatus Sa'diyah hingga berusia 4 tahun.

Pada usia 4 tahun, ketika dalam pengasuhan Halimatus Sa'diyah dan di saat sedang bermain dengan teman-temannya, Malaikat Jibril diutus Allah SWT untuk membersihkan hati beliau. Rasulullah SAW kecil didatangi oleh Malaikat Jibril, ditelentangkan dan dibelah dadanya lalu dibersihkan hatinya dari semua kotoran hati. Teman-temannya yang pada saat itu menyaksikan lari ketakutan dan melaporkannya kepada Halimah, ketika ditemui, kondisi Rasulullah SAW pucat dan ada bekas jahitan di dada beliau. Setelah kejadian tersebut, pengasuhan Rasulullah SAW dikembalikan Halimah kepada Ibunda Aminah.

Pada usia 6 tahun, Rasulullah SAW diajak Ibunda Aminah ke Madinah untuk bersilaturahmi kepada keluarga-keluarga beliau yang berada di Madinah. Perjalanan ini disertai pula oleh kakek Rasulullah SAW, Abdul Mutholib dan seorang pembantu bernama Ummu 'Aiman. Dalam perjalanan pulang, ibunda Aminah jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia sehingga Rasulullah SAW yang pada saat itu baru berusia 6 tahun sudah menjadi yatim piatu.

Setelah kematian Ibunda Aminah, Rasulullah SAW diasuh oleh kakeknya Abdul Mutholib dengan kasih sayang hingga usia 8 tahun. Kakek beliau meninggal dunia ketika Rasulullah SAW  berusia 8 tahun dan pengasuhan beliau dilanjutkan oleh pamannya, Abu Tholib, sebagaimana wasiat kakeknya.
Kondisi perekonomian Abu Tholib sebelum kedatangan Rasulullah SAW sangatlah lemah, namun sejak kedatangan Rasulullah SAW semuanya berubah karena barokah yang dibawa oleh baginda Rasul.

Pada usia 12 tahun, Rasulullah SAW diajak Abu Tholib untuk ikut serta dalam kafilah perdagangan menuju negeri Syam. Ditengah perjalanan ketika sedang beristirahat mereka didatangi oleh seorang pendeta Yahudi yang bernama Buhairo dan memerintahkan pamannya untuk membawa kembali baginda Rasulullah SAW karena ia melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad bin Abdullah. Di antara tanda tersebut adalah ketija dalam perjalanan di bawah terik matahari, beliau dinaungi oleh awan, dan ada stempel kenabian pada bahu beliau.

Menginjak usia 25 tahun, Muhammad bin Abdullah bermuamalah dengan Khodijah, pengusaha kaya raya di Makkah, janda dua kali, dan wanita sholehah yang berakhlak mulia. Rasulullah SAW menjalankan perdagangan Khodijah dan pergi ke negeri Syam serta didampingi oleh pembantu laki-laki Khodijah yang bernama Maisaroh. Dalam perjalanan perdagangan, Maisaroh menyaksikan hal-hal luar biasa pada diri Rasulullah SAW dan akhlak yang mulia. Keberkahan menyertai beliau sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Khodijah. Mendengar laporan Maisaroh perihal akhlak Muhammad bin Abdullah, Khodijah tertarik dan menawarkan diri untuk dinikahi oleh Muhammad SAW. Gayung bersambut, ternyata Muhammad SAW tertarik dan memiliki niat yang sama, maka terjadilah pernikahan antara dua manusia agung yaitu Muhammad SAW dan Khodijah. Dari pernikahan tersebut, lahirlah anak-anak berliau, yaitu :
Putra (semua putra beliau meninggal dunia pada usia anak-anak): 
  1. Al-Qhosim, sehingga Rasulullah SAW dikenal juga dengan nama panggilan Abu Al-Qhosim;
  2. Abdullah
Putri :
  1. Zainab;
  2. Ruqayyah;
  3. Ummu Kultsum; dan
  4. Fatimah.

Pada saat Muhammad SAW berusia 35 tahun, terjadi renovasi besar-besaran terhadap Ka'bah karena terjadi kerusakan yang sangat berat. Semua suku Quraisy bahu membahu dalam melakukan renovasi tersebut. Pada saat akan dilakukan peletakan Hajar Aswad (sebuah batu dari Surga yang diturunkan Allah ke dunia, yang awalnya berwarna putih menjadi hitam dikarenakan dosa-dosa manusia) terjadi perdebatan yang sangat panas hingga hampir saja terjadi pertumpahan darah. Namun Allah menurunkan ilham kepada orang-orang Quraisy untuk menjadikan orang yang pertama masuk ke Masjid, dan ternyata yang pertama masuk adalah Muhammad SAW. Ketika melihat Muhammad SAW yang masuk, semua suku Quraisy menerima dan sepakat, namun Muhammad SAW tidak serta merta mengambil peran tersebut dan meletakan Hajar Aswad sendirian, melainkan Rasulullah SAW mengambil dan membentangkan sorbannya lalu meletakan Hajar Aswad di atasnya. Selanjutnya Beliau mengajak semua suku untuk mengangkat sorban tersebut dan membawanya ke lokasi peletakan Hajar Aswad. Setelah sampai di tempatnya, lalu Muhammad SAW mengambil dan meletakan Hajar Aswad di tempat yang semestinya.

Memasuki usia 40 Tahun, Muhammad SAW banyak melakukan Tahannuts (menyendiri) di Gua Hiro, hingga akhirnya Allah mengutus Malaikat Jibril untuk menyampaikan wahyu pertama, yaitu Q.S. Al-Alaq : 1-5. Sejak Saat itu, Muhammad SAW resmi menjadi Nabi.

Ditulis kembali dari kajian Shiroh Nabawiyah kajian.net

Saturday, August 1, 2015

Menyusuri Sejarah Menuai Hikmah

Bismillahirrohmaanirrohim,

Alhamdulillah serta sholawat dan salam bagi Muhammad Rasulullah, keluarganya dan para shabatnya yang telah berjuang memerdekakan umat manusia dari kungkungan kegelapan masa jahiliyah kepada cahaya Allah SWT.

Kisah Muhammad Al Fatih, Panglima Perang terbaik yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya, seorang pemuda yang memimpin kaum muslimin dalam penaklukan kota Konstantinopel pada tahun 1453 M sangat menginspirasi dalam catatan sejarah Islam. Salah satu rahasia pembentukan karakter Al Fatih yang luar biasa adalah bahwa sejak kecil, beliau diceritakan kisah-kisah masa lalu tentang perjuangan umat Islam dan para pendahulunya oleh gurunya.

Allah Subhaanahu Wa Ta'ala telah banyak mengabadikan kisah manusia dalam firman-Nya, yang menunjukan betapa pentingnya sejarah sebagai pembelajaran umat manusia. Mulai dari kisah para nabi dan rasul, orang-orang sholeh hingga musuh-musuh Allah yang dengan gigih menentang-Nya.

Tentu saja pemberitaan sejarah hidup manusia bukanlah tanpa maksud, karena Al-quran diturunkan Allah SWT kepada Muhammad Rasulullah SAW sebagai mukjizat dan pedoman hidup bagi seluruh makhluknya di dunia. Dan Rasulullah Muhammad SAW pada saat berpidato di kala Haji Wada' telah berpesan kepada seluruh umatnya bahwa barang siapa yang berpegang teguh pada Al-quran dan Sunnah Rasulullah SAW maka akan selamat di dunia dan akhirat, dimana salah satu aspek yang terdapat dalam Al-quran dan Sunnah Rasul adalah kisah-kisah.

Apa yang disampaikan di atas untuk menunjukan bahwa sejarah adalah sangat penting untuk diketahui untuk dijadikan peringatan dan pembelajaran bagi kita semua.

Pada postingan-postingan berikutnya, akan banyak tentang sejarah Islam dan semoga membawa manfaat bagi kita semua.